Beredar Seruan Laporkan Letjen Dudung: Dia Menista Pahlawan Pemberantas Komunis

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Nama Pangkostrad, Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurrachman ikut terseret soal isu kebangkitan PKI yang belum lama ini dihembuskan oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Terkait hal itu, baru-baru ini muncul poster seruan berisi ajakan untuk melaporkan Jenderal Dudung Abdurrachman terkait polemik hilangnya diaroma atau patung tokoh penumpas G30S PKI dari museum Kostrad.

Bacaan Lainnya

“Ayo laporkan Dudung DKK (dan kawan-kawan),” demikian bunyi narasi dalam isi poster tersebut, seperti dilihat pada Jumat 1 Oktober 2021.

Adapun klaim isi poster itu yakni bahwa Dudung melakukan pencurian dan penghilangan benda museum milik negara, penyalahgunaan wewenang dan penistaan terhadap pahlawan penumpas G30S PKI.

“Pencurian benda museum; penghilangan benda museum; mencuri dan menghilangkan benda hak negara; penyalahgunaan wewenang; menista pahlawan pemberantas PKI,” tulis narasi poster itu.

Diwartakan sebelumnya, Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menanggapi terkait hilangnya diaroma atau patung tokoh penumpasan G30S PKI yang terpajang di museum Markas Kostrad.

Jenderal Dudung pun menegaskan bahwa patung sejumlah tokoh yang terlibat dalam penumpasan G30S PKI itu diambil oleh pembuatnya yakni Letnan Jenderal TNI (Purn) AY Nasution.

Dudung menjelaskan, AY Nasution meminta langsung kepada dirinya untuk mengambil diaroma tersebut lantaran mengaku merasa berdosa karena sudah membuat patung itu.

Menurutnya, AY Nasution membuat patung diorama itu saat menjabat sebagai Panglima Kostrad ke-34 periode 2011-2012.

Namun, kata Dudung, yang bersangkutan meminta izin kepadanya untuk membawa patung diorama tersebut.

Jenderal Dudung sendiri mengaku menghargai keputusan AY Nasution itu. Terlebih, menurut Dudung, mantan Pangkostrad itu meminta dengan dalih merasa berdosa lantaran telah membuat patung tokoh penumpas G30S PKI tersebut.

“Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” ujarnya. (*)

 

 

 

terkini

 

 

Pos terkait